Banda Aceh – Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Anis Matta, berpendapat bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk berperan sebagai pemimpin dalam dunia Islam, mengingat posisinya sebagai ekonomi terbesar di wilayah tersebut. Ia menekankan pentingnya Indonesia untuk mengambil langkah besar dalam memainkan peran kepemimpinan global.
Dalam acara pelepasan Tim Kemanusiaan untuk Palestina yang diadakan oleh Yayasan Dompet Dhuafa di Jakarta pada Kamis, Anis mengungkapkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang kemampuan untuk memberi, bukan sekadar menerima. Menurutnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia kini tengah mengembangkan diplomasi kemanusiaan sebagai strategi utama dalam hubungan internasional, dengan fokus awal pada isu Palestina.
Anis mengungkapkan bahwa Kementerian Luar Negeri berupaya untuk mengkoordinasikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam rangka diplomasi kemanusiaan, dan target dana untuk Palestina diperkirakan mencapai 200 juta dolar AS atau sekitar Rp3,2 triliun. Dana tersebut akan dikelola melalui sekretariat yang ditempatkan di Yayasan Dompet Dhuafa.
Tak hanya di kawasan Timur Tengah, diplomasi kemanusiaan Indonesia juga akan meluas ke kawasan Balkan, dimulai dengan Kroasia. Anis menceritakan pertemuannya dengan Mufti Kroasia yang menyampaikan usulan pembangunan Islamic Center untuk komunitas Muslim di negara tersebut, dengan dana yang akan disalurkan melalui Indonesian Aid.
Di sisi lain, Anis juga menyebutkan adanya permintaan besar terhadap tenaga kerja terampil Indonesia di negara-negara Eropa, khususnya di sektor perhotelan. Albania, Hongaria, dan Jerman, di antaranya, telah mengajukan permintaan untuk puluhan ribu tenaga kerja. Menanggapi hal ini, Kemlu RI akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah vokasi di Indonesia untuk mempersiapkan para calon tenaga kerja terampil. Hal ini diharapkan dapat menciptakan peluang kerja yang luas bagi lulusan SMK dan memperbesar diaspora Indonesia di luar negeri.