Washington – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menegaskan bahwa komunikasi yang dilakukan dengan Hamas bukan merupakan negosiasi, melainkan bagian dari penyampaian kebijakan AS bahwa kelompok tersebut tidak memiliki tempat di Gaza.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam konferensi pers pada Kamis (6/3) menekankan bahwa komunikasi yang dilakukan dengan Hamas tidak mengubah posisi AS, melainkan hanya menyampaikan kebijakan dalam bentuk yang berbeda.
“Apapun medianya—baik melalui media sosial, komunikasi diplomatik, televisi, utusan khusus, maupun pertemuan langsung—pesan yang disampaikan tetap sama: Hamas tidak memiliki tempat di Gaza,” tegasnya.
Komentar tersebut muncul sehari setelah Gedung Putih mengonfirmasi adanya komunikasi langsung pemerintahan Donald Trump dengan Hamas. Pemerintah AS menegaskan bahwa langkah tersebut tetap berada dalam kerangka kepentingan nasional dan telah dikonsultasikan dengan pemerintah Israel.
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa diskusi dengan Hamas masih berlangsung, tetapi menolak untuk merinci cakupan pembicaraan, termasuk apakah diskusi hanya mencakup pembebasan sandera atau juga menyangkut proposal Trump mengenai Gaza.
Sementara itu, seorang sumber Palestina yang memiliki akses terhadap informasi terpercaya menyebutkan bahwa diskusi ini berfokus pada kesepakatan pembebasan tahanan Israel berkewarganegaraan Amerika.
Menanggapi pembahasan dalam KTT para pemimpin Arab terkait rekonstruksi Gaza, Bruce menegaskan bahwa proposal yang diajukan dalam pertemuan tersebut belum sepenuhnya memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Presiden Trump.
Namun, ia juga menekankan bahwa AS tetap mendukung inisiatif internasional untuk menangani permasalahan yang ada di Gaza, serta memastikan stabilitas di wilayah tersebut.